POSMERANTI. MERBAU (DP)- Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat (FKMB) Pulau
Padang saat ini merasa kuatir ada oknum yang mengatas-namakan dirinya
sebagai perwakilan ormas tersebut untuk melakukan pertemuan dengan pihak
perusahaan Energi Mega Persada EMP Malacca Strait SA di Batam Kepulauan
Riau.
Pertemuan itu diminta oleh manajemen EMP Malacca Strait SA di Batam
Kepulauan Riau guna membahas permintaan para demonstaran pada tanggal 1
Desember 2012 lalu. Dimana, dalam unjukrasannya FKMB meminta perusahaan
migas yang telah beroperasi puluhan tahun di Pulau Padang tersebut
untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Agar hal itu tidak memancing suasana dan memicu permasalahan terhadap sesama, maka FKMB memastikan bahwa setiap orang atau setiap buruh atau siapa saja yang berani mengaku dirinya sebagai utusan atau melakukan pertemuan dengan EMP Malacca Strait SA di Batam pada tanggal 19 Desember 2012, akan berhadapan dengan ribuan rakyat FKMB Pulau Padang.
Hal ini diungkapkan Ketua Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat (FKMB) Pulau Padang, Muis AMd, kepada wartawan melalui sambungan selulernya, Selasa (18/12) kemarin. Dalam hal ini, kata Muis, pihaknya bersama para rekan-rekan FKKMB sudah memutuskan agar tetap punya prinsif menyikapi permasalahan yang dimaksud.
Dimana, jelasnya, sesuai dengan surat kesepakatan yang sudah disetujui untuk melakukan pertemuan tersebut di Jakarta pada tanggal 21 Desember 2012 ini, tetapi bukan di kota Batam. Bahkan secara tegas pula Ketua FKMB Pulau Padang itu mengingatkan kepada rekan se-organisasinya agar tidak satu orang pun yang ikut dalam pertemuan di Batam pada tanggal 19 Desember (Rabu semalam).
“Jika tidak, maka akan dipastikan berhadapan dengan ribuan FKMB Pulau Padang. Sebab, sebagaimana kita tetapkan bahwa pertemun akan dilakukan di Jakarta sesuai surat kesepakatan awalnya yang sudah ditanda-tangani oleh pihak EMP Malacca Strait bersama perwakilan FKMB dan organisasi yang ikut dalam pertemuan saat unjukrasa tiga pekan lalu,” tegas Muis yang menjelaskan bahwa pihaknya sangat kuatir dan ragu nantinya ada oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi dan kondisi tersebut.
Meski demikian dia mengakui memang mendapat undangan dari pihak EMP Malacca Strait untuk melakukan pertemuan di salah satu hotel di Kota Batam pada Rabu, (19/12). “Kita menolak adanya undangan untuk pertemuan di Batam.” ujarnya
Muis yang juga warga Desa Bagan Melibur Kecamatan Merbau itu menambahkan, sekalipun ada panawaran dari pihak perusahaan yang menawarkan agar pertemuan itu dilakukan di kediamannya (Ketua FKMB Pulau Padang), namun mereka tetap menolaknya.
Lebih lanjut Sekretaris FKMB Pulau Padang, M Ridwan, menuturkan hal senada. Katanya, jika pertemuan pada tanggal 19 Desember 2012 di Batam tetap dipaksakan juga, maka bisa memperkeruh keadaan.
“Kami dari FKMB Pulau Padang beranggapan pihak perusahaan milik Group Bakrie yang melakukan eksplorasi Migas di Pulau Padang (EMP Malacca Strait, red) sengaja menciptakan atau memicu suasana untuk tidak kondusif dengan melanggar kesepakatan pada 1 Desember 2012 kemarin,” tudingnya.
Bahkan, Ridwan menyebutkan, selain itu pihaknya juga mengecam orang-orang yang mencoba memanfaatkan situasi ini dengan mengatas-namakan dirinya sebagai utusan atau perwakilan FKMB Pulau Padang. “Itu sangat keliru. Andaikan itu terjadi, bisa saja hanya untuk cuma ingin cari muka dan memanfaatkan situasi dan kondisi ini,” ucap Ridwan alias Iwan. (uzi)
SUMBER : DUMAIPOS.COM
0 komentar:
Catat Ulasan