POSMERNATI. SELATPANJANG (DP)- Kondisi geografis membuat Kota Selatpanjang rawan banjir. Banjir yang terjadi tidak hanya ketika hujan deras, namun terlihat juga saat air pasang laut mulai meninggi atau pasang keling sebutan istilah untuk masyarakat di daerah pesisir seperti Kepulauan Meranti. Seperti yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini. Sejumlah ruas jalan di pinggiran tebing kota Selatpanjang telah terendam. Mulai dari Jalan Imam Bonjol, Jalan Siak, Pasar Juling, Pasar Baru, pelabuhan Tanjung Harapan, Beran dan beberapa ruas jalan lainnya.Bahkan pelabuhan penumpang Tanjung Harapan dan sejumlah perkantoran milik pemerintah setempat dan instansi vertikal juga tak luput dari rembesan atau genangan air pasang keling.
Pemandangan serupa juga terlihat di sejumlah desa yang terletak di pinggiran laut dan Selat Air Hitam. Namun, banjir rob (sebutannya) yang kerap terjadi tidaklah separah dengan banjir akibat hujan deras. Banjir rob hanya merendam kawasan tertentu saja, sementara banjir akibat hujan deras menggenangkan hampir sebagian besar kawasan.
Sejumlah warga di Selatpanjang, mengatakan bahwa kondisi ini memang sudah menjadi fenomena alam setiap akhir tahun. Apalagi pada saat terjadi pasang keling seperti sekarang ini, ketinggian air bisa mencapai betis orang dewasa. Bahkan di kawasan tertentu ketinggian air bisa mencapai selutut. Akibatnya, sejumlah ruas jalan kota dan kawasan pasar Selatpanjang terendam air pasang.
Tidak hanya itu, ketinggian gelombang pasang setiap tahunnya terus merangkak naik. Meskipun warga telah terbiasa dengan kondisi itu, fenomena alam ini tetap saja membuat khawatir banyak pihak, terutama pengendara sepeda motor.
“Kalau air pasang naik, terpaksa harus mencari jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kalau dipaksakan juga, bisa-bisa mesin sepeda motor hancur karena mudah berkarat kalau tidak cepat dicuci,” sebut Ami (32), warga Selatpanjang yang selalu berurusan di sekitaran pasar.
Maka dari itu diharap kondisi tersebut segera diatasi oleh pemerintah dengan membangun drainase yang refresentatif, sehingga banjir yang kerap terjadi tidak sampai menimbulkan kerugian bagi warga.
Sulit Di Atasi
Banjir yang kerap melanda sebagian Kota Selatpanjang dan sejumlah wilayah lainnya di Kepulauan Meranti, seperti Desa Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang diakui oleh Kepala Dinas PU Kepulauan Meranti, Ariyadi SST MT sangat sulit. Meski demikian untuk tetap mewaspadainya upaya memperlancar pembuangan air menjadi salah satu alternatif yang baik.
“Kalau mengatasi banjir ini sangat sulit dilakukan. Bukan hanya didaerah kita saat ini seperti di kota-kota besar lainnya diindonesia juga kesulitan dan sering terjadi banjir jika curah hujan mulai meningkat,” ungkapnya, jumat (14/12) kemarin kepada sejumlah wartawan di Selatpanjang.
Menurutnya yang bisa dilakukan adalah membuat pembuangan bagi wilayah yang belum ada pembungannya. Kemudian membersihkan atau membesarkan ruang pembuangan bagi wilayah yang sudah ada pembuangannya.
“Belum lagi banjir rab yang terjadi saat musim pasang keling. Kita hanya bisa mengantisipasi dan mengupayakan dapat diminimalisir,” katanya.
Kedepan, Kata Ariyadi pihaknya akan terus mencari metode dan cara terbaik untuk mencegah agar tidak terjadi banjir di Kota Selatpanjang dan wilayah lainnya di Kepulauan Meranti. Sehingga nantinya secara bertahap upaya mengatasi banjir dapat dilakukan.
Selain itu yang menjadi salah satu faktor lainnya untuk mengatasi terjadinya banjir di wilayah Kepulauan Meranti adalah karena daratan di Meranti sangat rendah dan tidak jauh jaraknya dari ketinggian air laut. Diperkirakan ketinggian daratan Meranti mulai dari satu sampai 4 meter dari permukaan air laut. (cr3/aru/uzi)
SUMBER : DUMAIPOS.COM
0 komentar:
Catat Ulasan