Text Widget

Harga Ikan Turun, Pedagang Mengeluh

POSMERRANTI. SELATPANJANG (RP)-Menjelang Natal dan Tahun Baru 2013, harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat relatif stabil, namun harga ikan di Pasar Selatpanjang turun dari harga normal. Sehingga membuat pedagang ikan mengeluh.


Seperti yang diakui Ketua Asosiasi Pedagang Ikan dan Sayur Kepulauan Meranti Anis, Senin (24/12). Dia menjelaskan, stok untuk kebutuhan sendiri juga relatif aman. Namun, harga ikan saat ini turun mencapai 12 persen dari harga biasanya.




‘’Tidak ada lonjakan harga terhadap barang-barang kebutuhan masyarakat di pasar, baik daging maupun Sembako. Tapi saat ini harga ikan di pasar menurun dari harga normal,’’ katanya.



Anis yang juga pedagang ikan di Pasar Pagi Tanjung Harapan Selatpanjang mengatakan, ikan tenggiri yang biasanya Rp50 ribu per kilogramnya, kini turun menjadi Rp40 ribu, ikan senunggang yang biasanya Rp35 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogramnya.  Selain itu kata Anis, ikan debug dari harga biasanya Rp28 ribu turun menjadi Rp23 ribu.



‘’Hal ini dipengaruhi dengan harga ikan dari luar dengan kualitas jelek dijual murah oleh spekulan. Sehingga sulit menjual harga ikan lokal yang memang memiliki kualitas baik,’’ katanya.



Ketua Asosiasi Pedang Ikan dan Sayur itu mengharapkan adanya upaya dari Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) dan pihak Pemerintah melalui Disperindag turut membantu kondisi ini. Sehingga membuat harga ikan lokal bisa lebih baik dan tinggi.     



‘’Barang yang murah belum tentu bermutu. Itulah yang terjadi terhadap ikan kita. Karena nilai jual ikan dari luar membuat ikan kita harganya turun,’’ katanya.



Namun, dia prihatin dengan kondisi nelayan di Kepulauan Meranti, karena saat ini harga jual ikan di pasar menurun dari harga normal. Hal tersebut menurutnya, karena banjirnya pasokan ikan dari luar daerah. Bahkan pihaknya menduga ikan-ikan ini didatangkan dari luar negeri.



‘’Kita sangat menyayangkan, belum pasti ikan dari luar ini steril dan sudah mendapatkan izin dari pihak karantina dan instansi lainnya. Kondisi ini menyebabkan ikan nelayan kita yang masih steril dan segar malah ikut murah,’’ keluhnya.



Dikatakan Anis, bersama Asosiasi Pedagang Pedagang Ikan dan Sayur Kepulauan Meranti lainya, telah membuat laporan kepada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (DisperindagkopUKM) Kepulauan Meranti, terhadap persoalan tersebut. Namun, belum ada tindak lanjut. Karena bila hal ini terus berlangsung, bisa meredupkan semangat produk lokal dan akan merugikan masyarakat selaku konsumen.



‘’Kita tidak tahu mutu ikan dari luar ini, entah steril  atau tidak. Kita minta Disperindag bisa menindak lanjuti dan menghitung ulang kuota yang diperlukan, karena di sini peran Disperindag sangat diperlukan pedagang,’’ harap Anis.



Sementara itu, saat Riau Pos mengontak Kadisperindagkop UKM Kepulauan Meranti Syamsuar Ramli SE lewat seluler, Senin (24/12), wartawan tidak mendapatkan jawaban. Sebab selulernya sedang tidak aktif.(amy)

SUMBER :RIAUPOS.CO
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Catat Ulasan